Home Ekbiz Corporate Tambang Emas Martabe Fasilitasi Kelompok Tani Seluas 8 Hektar Tanam Padi Unggul

Tambang Emas Martabe Fasilitasi Kelompok Tani Seluas 8 Hektar Tanam Padi Unggul

1076
0
Kelompok Tani Permata Hijau bersama perwakilan Tambang Emas Martabe, Muspika Batangtoru, dan perwakilan BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Batangtoru, melakukan penanaman perdana benih padi unggul Inbrida Padi Irigasi (INPARI) 30 – label ungu, Sabtu (10/9), di lahan seluas 8 hektar di Desa Sipenggeng, Batangtoru, Tapanuli Selatan. Dukungan intensifikasi di bidang pertanian ini terus dilakukan Tambang Emas Martabe untuk berperan serta memaksimalkan pencapaian ketahananan pangan di Tapanuli Selatan yang menjadi penekanan program pemerintah nasional.//agincourtresources

ENERGYWORLD.CO.ID – Batangtoru, – Kelompok Tani (poktan) Permata Hijau, Maju Bersama dan Cempaka, binaan Tambang Emas Martabe melakukan penanaman perdana benih padi unggul Inbrida Padi Irigasi (INPARI) 30 – label ungu, di lahan seluas 8 hektar di Desa Sipenggeng, Batangtoru, Tapanuli Selatan.

Penanaman ini dihadiri oleh Muspika Batangtoru, BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Batangtoru, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih (BPSB) Sumatera Utara, LKMM (Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe), Manajemen Tambang Emas Martabe dan para anggota tiga poktan tersebut.

“Kami yakin hasil penanaman perdana ini nantinya akan mampu meningkatkan pendapatan para petani sekaligus memastikan tersedianya benih bermutu bagi para petani Batangtoru dan Kabupaten Tapanuli,” ujar Stevi Thomas, Deputi General Manager General Affairs Tambang Emas Martabe dalam rilisnya kepada ENERGYWORLD.CO.ID Sabtu (10/9/2016).

Sementara itu, Ketua Poktan Permata Hijau Iman Saleh Siregar mengatakan, “Saya dan anggota kelompok tani lainnya sangat optimis penangkaran benih padi unggul ini akan berhasil. Sistem penanaman benih padi unggul INPARI 30-label ungu adalah system of rice intensification (SRI) dengan kombinasi jajar legowo dan diperkirakan akan panen pada akhir tahun ini. Suplai ketersediaan benih di Tapanuli Selatan hingga akhir tahunpun akan terjaga.”

Kelompok Tani Permata Hijau bersama perwakilan Tambang Emas Martabe, Muspika Batangtoru, dan perwakilan BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Batangtoru, melakukan penanaman perdana benih padi unggul Inbrida Padi Irigasi (INPARI) 30 – label ungu, Sabtu (10/9), di lahan seluas 8 hektar di Desa Sipenggeng, Batangtoru, Tapanuli Selatan. Dukungan intensifikasi di bidang pertanian ini terus dilakukan Tambang Emas Martabe untuk berperan serta memaksimalkan pencapaian ketahananan pangan di Tapanuli Selatan yang menjadi penekanan program pemerintah nasional./agincourtresources
Kelompok Tani Permata Hijau bersama perwakilan Tambang Emas Martabe, Muspika Batangtoru, dan perwakilan BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) Batangtoru, melakukan penanaman perdana benih padi unggul Inbrida Padi Irigasi (INPARI) 30 – label ungu, Sabtu (10/9), di lahan seluas 8 hektar di Desa Sipenggeng, Batangtoru, Tapanuli Selatan. Dukungan intensifikasi di bidang pertanian ini terus dilakukan Tambang Emas Martabe untuk berperan serta memaksimalkan pencapaian ketahananan pangan di Tapanuli Selatan yang menjadi penekanan program pemerintah nasional./agincourtresources

Keunggulan dari benih padi INPARI 30-label ungu ini adalah tahan terhadap rendaman, dengan keadaan perubahan iklim yang ekstrim terutama risiko akibat banjir dan genangan, cocok ditanam di sawah dataran rendah hingga ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, di daerah luapan sungai, cekungan dan rawan banjir lainnya dengan rendaman keseluruhan fase vegetatif selama 15 hari. Selain itu keunggulan lainnya adalah umur tanaman INPARI 30 hanya 111 hari setelah semai dengan potensi hasil rata-rata 9,6 ton per hektar.

Saat ini, kebutuhan benih padi di Sumatera Utara mencapai 7.000 hingga 8.000 ton per tahun atau dua kali musim tanam. Sayangnya, benih padi yang tersedia saat ini hanya sekitar 1.000 hingga 2.000 ton per tahun atau dua kali musim tanam.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997.  PT Agincourt Resources mengelola Tambang Emas Martabe yang memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak.

Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.

Kedulian ini mendapat perhatian langsung dari Presiden Direktur Tambang Emas Martabe Tim Duffy  yang mendukung intensifikasi di bidang pertanian ini terus dilakukan perusahaan untuk berperan serta memaksimalkan pencapaian ketahananan pangan di Tapanuli Selatan yang menjadi penekanan program pemerintah.

“Seluruh program pengembangan masyarakat mencerminkan nilai inti perusahaan yang mendorong sepenuhnya kemampuan masyarakat mengelola sumber daya alam yang dimilikinya untuk dapat memenuhi kebutuhan langsung masyarakat dan memastikan terjadinya pembangunan berkelanjutan,” jelas Duffy. | ATA/RNZ