Home Energy Muchtazar: Tiga Pilar Penerapan ESG Nickel Industries Limited

Muchtazar: Tiga Pilar Penerapan ESG Nickel Industries Limited

307
0

ERGYWORLD.CO.ID – Sustainable Manager Nickel Industries Limited, Muchtazar menyebut, ada tiga pilar dalam penerapan ESG (Enviromental, Social and Governance) di Nickel Industries Limited, yaitu Economicy Development, Enviromental Stewardship dan Social Responsibility.

Nickel Industries berfokusnya tiga pilar dalam implementasi ESG perusahaan-perusahaan,” sebut Muchtazar dalam wawancara khusus dengan nikel.co.id, di Booth APNI di Pameran Mining Indonesia 2023 di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).

Menurut Muchtazar, pilar pertama adalah economicy development, Pengembangan ekonomi ini dapat dirasakan bersama dalam pertumbuhan nikel yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, pemerintah daerah, pemerintah pusat, pengusaha dan karyawan.

“Jadi disini kita memberikan pertumbuhan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung dampaknya. Selain itu juga ada dampak ekonomi dari program-program sosial kami,” jelasnya.

Pilar kedua, ia melanjutkan, adalah <span;>enviromental stewardship<span;>, yaitu upaya untuk memproduksi nikel dengan dampak lingkungan yang diminimalisir, bahkan sebisa juga mungkin memberikan kontribusi posistif terhadap lingkungan. Diantaranya melalui penggunaan <span;>renewable energy<span;> dalam aktivitas operasional perusahaan.

“Kami bekerja sama dengan SESNA yang merupakan perusahaan pengembang tenaga surya dari Indonesia. Saat ini, kami sedang berusaha untuk membangun solar panel yang dimulai dari tambang kami di Morowali, Sulawesi, untuk kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai kapasitas 200 MW. Inisiatif  ini sendiri dilakukan untuk mengurangi jejak karbon dari nikel yang kami hasilkan,” lanjutnya.

Muchtazar menuturkan, PT Hengjaya Mineralindo, salah satu anak Perusahaan Nickel Industries Limited,  menjadi salah satu dari dua perusahaan nikel yang tahun lalu mendapat PROPER<span;> Hijau dari KLHK, selain PT Vale Indonesia yang telah beroperasi selama 55 tahun di Indonesia.

“Dan mudah-mudahan bisa mempertahankan prestasi yang sama di tahun ini dan juga beberapa tahun kedepan,” tuturnya.

“Dari sisi rating, kami juga Alhamdulillah mendapat penilaian yang cukup baik. Salah satunya dari MSCI (Morgaen Stainley Capital Investment) yang  memberikan peringkat BBB yang merupakan  salah satu nilai paling tinggi untuk perusahaan nikel berbasis  di Indonesia,” sambungnya.

Pilar terakhir yang ketiga, dia memaparkan, adalah social responsibility. Jadi, Nickel Industries memiliki aspirasi agar kondisi masyarakat disekitar areal operasionalnya bisa lebih baik  dan tumbuh secara positif bersama perusahaan.

“Mudah-mudahan suatu hari nanti ketika tambang nikel kami sudah tidak beroperasi, karena nikel sendiri merupakan sumber daya yang tidak terbarukan, kondisi masyarakat  sekitar area kami sudah dalam keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi awal saat perusahaan baru beroperasi,” paparnya.

Selain itu, ia mengungkapkan, perusahaan juga mengembangkan berbagai program pemberdayaan, salah satunya konservasi terumbu karang yang bertujuan untuk menjaga ekosistem biota laut sehingga bisa dinikmati oleh nelayan dan masyarakat sekitar. Selain itu, upaya ini juga berpotensi untuk  merubah area konservasi  menjadi <span;>eco tourism spot<span;>, atau lokasi wisata yang berbasis lingkungan, di masa depan.

“Jadi itu merupakan pendekatan ESG kami. Kalau bicara ruang lingkupnya ada yang diterapkan di areal operasional kami (sustainable opearation) dengan fokus kepada kegiatan-kegiatan produksi nikel kami yang kami tangani langsung,” ungkapnya.

Dia melanjutkan,ruang lingkup penerapan ESG yang kedua adalah kontribusi perusahaan dalam pertumbuhan ekonomi lokal (local development). Misalnya di Morowali, perusahaan telah berkontribusi  untuk aspek ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung seperti melalui penyerapan tenaga kerja. Ditambah lagi, perusahaan juga memprioritaskan  penggunaan vendor lokal untuk memberdayakan masyarakat disekitar sulawesi.

Selain itu, ia memaparkan, kontribusi perusahaan juga ada dalam bentuk royalti, dan pajak yang merupakan salah satu kontribusi ekonomi Nickel Industries Limited terhadap negara.

”Dan ruang lingkup ketiga tentunya kontribusi terhadap dunia, karena bagaimanapun, suka atau tidak kita tinggal dibumi yang sama. Contoh yang menarik ada misalnya dalam kasus emisi rumah kaca, kita tidak bisa mencegah kenaikan muka air laut dan peningkatan suhu jika upaya pengurangan emisi tidak dilakukan secara bersama. Akibatnya, dampak negatif tersebut juga dirasakan oleh seluruh area secara global, bukan hanya di belahan bumi tertentu misalnya hanya di Indonesia atau Eropa saja,” paparnya.

“Jadi intinya, masalah perubahan iklim ini merupakan tanggungjawab bersama dan kita terus berusaha untuk menjadi bagian dari solusi dari tantangan ini,” pungkasnya. EDY/EWI

sumber: nikel.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.