PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menyatakan kesiapan untuk mengelola blok Mahakam. Pasalnya blok Mahakam yang sekarang di kelola oleh PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir kontraknya pada 31 Desember 2017.
Direktur Utama PHI Bambang Manumayoso mengatakan, telah melakukan pengeboran 11 sumur di Tunu dan Handil Field hingga November ini dari target 15 sumur sampai 2018.
“Saat ini sudah mencapai 65%, atau realisasi sejauh ini sudah 11 sumur yang dibor,” ungkap Bambang di Hongkong Cafe, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Meskipun kontrak Blok Mahakam ke Pertamina mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2018, tapi Pertamina memang diberikan kesempatan untuk bisa masuk berinvestasi lebih dulu di blok Mahakam.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penurunan produksi yang akan terjadi karena Blok Mahakam telah memasuki fase ke-empat. Pasalnya jika tidak dilakukan upaya maka penurunan produksi Blok Mahakam bisa mencapai hingga 50%.
“Dengan adanya berbagai upaya paling tidak decline rate hanya sekitar 30%,” jelasnya.
Menurut Bambang untuk berinvestasi di Blok Mahakam, PHI diharuskan melakukan efisiensi dari sisi waktu maupun pengeboran serta sisi biaya.
“Pengeboran lebih cepat 25% dari target serta biaya bisa berhemat sekitar 23%. Bahkan, untuk waktu pengeboran itu kita paling cepat satu sumur bisa hanya 4 hari,” tukasnya. |NZ/RED