Home BUMN Ini 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM, Amien Sunaryadi...

Ini 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM, Amien Sunaryadi (Bagian 4)

622
0
ist

ENERGYWORLDINDONESIA – Ini adalah bagian ke empat dari 10 orang paling bisa dipertimbangkan dan berpengaruh dalam dunia energi tanah air. Sebagai daya consider tokoh ke-4 ini dirasa bisa dipertimbangkan memimpin Kementrian ESDM kedepan namun harus juga kita sampaikan sepak terjangnya. (Tim Ewindo -ENERGYWORLDINDONESIA) menempatkan nama ke empat ini adalah Amien Sunaryadi (AS) pada bagian 4 ini. Dari hasil olahan Tim Riset yang Amien Sunaryadi, kini adalah Wakil Komisaris Utama PT Freeport Indonesia.

Amein Sunaryadi, Ak, MPA, CISA, lahir di Malang pada 23 Januari 1960. Awal kariernya adalah menjadi PNS di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Tahun 1996, ia bergabung menjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia.

Ia pernah menjadi mantan Wakil Ketua KPK periode 2003-2007. Setelah pindah dari KPK, Amien menjabat sebagai Senior Governance and Anti-Corruption Officer di World Bank Indonesia.

Pada Agustus 2012, Amien bergabung dengan Ernst & Young Indonesia di divisi Fraud Investigation & Dispute Services (FIDS) sebagai Partner. Saat di E&Y Amien mendapat panggilan oleh MenESDM Sudirman Saaid dijadikan Kepala SKK Migas, dan ada 21 November 2014, Amien secara resmi dilantik sebagai Kepala SKK Migas oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Amien Sunaryadi adalah seorang alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) satu alumni dengan Sudirman Said. Nmaun saat Sudirman dicopot Amien yang Alumni College of Business Administration, Georgia State University, Atlanta ini tidak ikut tergerus, maklum lobbying politik Amien sangat lihai dan selalu lolos.

Saat PT Freeport Indonesia resmi dimiliki oleh Indonesia pasca transaksi akusisi saham PTFI sebesar 51,2 persen oleh PT Inalum (Persero). PT Freeport Indonesia pada Jumat (21/12/2018) resmi berganti status dari kontrak karya (KK) mejadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Selain berganti status menjadi IUPK, PT Freeport Indonesia juga merombak jajaran direksi dan komisarisnya. Dan komisaris diisi oleh orang Indonesia dan dua orang asing. Wakil Komisaris Utama PT Freeport Indonesia diduduki oleh Amien Sunaryadi.

Berikut profil Amien Sunaryadi yang menjadi Wakil Komisaria Utama PT Freeport Indonesia.

Untuk posisi jadi Mentrian ESDM gapakah Amien Sunaryadi layak?

Dalam kariernya memang Amien selama di SKK Migas tidak begitu menonjol namun ada yang lucu dan aneh pengakuannya pada tahun 2018 yang dilansir liputan 6 yang mana Amien mengatakan begini:

Sudirman Said bersama Amien Sunaryadi/ist

“Sejak awal memang lucu-lucu sebenarnya. Jadi waktu pertama kali saya ditunjuk oleh Presiden atas usulan Menteri ESDM Sudirman Said. Sebelum ditunjuk saya katakan, Pak Menteri jangan saya. Saya nggak ngerti migas. Beliau menjawab, enggak apa-apa, kita sama-sama enggak ngerti,” kata Amien, saat menghadiri pelantikan Kepala SKK Migas, di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (3‎/12/2018) saat serah terima jabatan Amien kepada kepala SKK Migas baru.

Kelucuan berikutnya adalah terkait dengan kondisi sektor hulu migas Indonesia. Meski sudah 100 tahun menjadi produsen minyak, ternyata ‎data cadangan migas Indonesia baru digarap saat SKK Migas di bawah kepemimpinannya.

‎”Terus 2015 saya lihat juga. Oh ini memang ini negara paling lucu di dunia. Indonesia hasilkan minyak sudash lebih dari 100 tahun. Tapi data sub-surface enggak ada,” tuturnya. Kelucuan berikutnya adalah anggaran eksplorasi, dari zaman orde baru, orde baru dan reformasi, baru kali ini ada anggaran untuk kegiatan eksplorasi untuk mencari kandungan migas.

Anggaran tersebut ditambah dengan Komitmen Kerja Pasti‎ dari Kontrator Kerjasama (KKKS) yang memenangkan blok terminasi. Uang yang dihimpun mencapai USD 2 miliar untuk 10 tahun.

Menurut Amien, saat ini kondisi telah berubah, sehingga Dwi Soetjipto sebagai Kepala SKK Migas yang baru harus serius memimpin lembaga tersebut, serta mengelola setor hulu migas Indonesia.

“Jadi nanti bagian Pak Tjip bagian yang serius itu. Yang lucu sudah lewat. Jadi bagaimana menggunakan database of survey, dana USD 2 miliar,” tandasnya.

Sedikit mencolek soal Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau (SSK MIGAS) membuka tender Sorong Supply Base. Tender bernomor 4420001807 ini menarik karena dari sumber kami di lingkaran SKK Migas diduga. Sekali lagi diduga sudah sudah diatur pemenangnyanya. Benar kan pak Amien?

Tender ini kemudian dikenal dengan Shorebase Sorong. Sebenarnya di SKK Migas ada dua tender sejenis bahkan lebih awal yaitu pada 2015 dimana mulai dengan pengajuan lokasi di Lamongan & Gresik Jatim (East Java).

Hasil tender East Java ini kemudian dibatalkan secara sepihak oleh BP Berau Ltd, atas perintah SKK Migas dengan alasan SKK Migas telah menerbitkan persetujuan tender Sorong shorebase pada Juni 2017.

Aneh memang Shorebase East Java 2015 yang sudah berjalan dengan tanpa ada alasan apapun cerita tendernya lenyap.  Nilai tender Shorebase East Java  ini sebesar Rp. 541 milyar, dan sebenarnya sudah diajukan permohonan persetujuan awalnya oleh BP Berau Ltd ke SKK Migas, namun akhirnya ditolak.  Pada saat bersamaan, BP Berau juga melaksanakan proses tender untuk lokasi Sorong Papua pada Desember 2016.  Kenapa Petrosea yang Menang? Untuk tender Sorong Supply Base ada peserta tender yairu Petrosea, Ekanuri dan Prima Jasa Logistik (PJL). Inilah yang menjadi catatan yang diduga kongkalikong pada saat tender dilaksanakan.

Sumber kami di lingkaran peserta tender bahwa dalam tender ini diduga sudah diarahkan bahwa pihak Petrosea yang akan jadi pemenangnya. Karena diduga sebelum tender Petrose telah melaksanakan konstruksi fasilitas Shorebase kurang lebih setahun lebih awal. “Sehingga disini tidak diduga terjadi fairness terhadap proses tender yang dilaksanakan,”ujar sumber kami yang enggan disebutkan namnaya ini kepada Majalah ENERGYWORLD Indonesia 19 Maret 2019 dikawasan Menteng Jakarta Pusat.

Dikatakan lebih lanjut proses tender ini terbukti diarahkan untuk memenangkan Petrosea yang jelas-jelas melanggar UU dan aturan yang berlaku.

“Ekanuri dan PJL dinyatakan GUGUR ditahap administrasi, karena spesifikasi yang ada dalam dokumen tender mengarah kepada fasilitas yang sedang dibangun oleh Petrosea,” jelasnya.

Lebh lanjut disebutkan bahwa Petrosea mengajukan penawaran sebesar Rp. 734 milyar, sebagai single peserta tender. Akibat tender ini maka Negara dirugikan sebesar kurang lebih (Rp. 734 – Rp 541 milyar) atau Rp. 193 Milyar.

EWINDO Juga menemukan yang menarik surat Persetujuan atas tender diatas (Rp. 734 Milyar) ditandatangani oleh Deputi Pengendalian Pengadaan. Ini menjadi pertanyaan apakah kewenangan Deputi atau Kepala SKK Migas yang saat itu adalah Kepalanya Amien Sunaryadi?

Karena dalam surat keputusan 20 Juni 2017 itu yang menandatangani  Djoko Siswanto pada Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas saat itu (kini Djoko adalah Kepala Dirjen Migas ESDM) dan terlihat hanya sebagai tembusan kepada Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Dari sumber kami mengatakan diduga kuat soal pengadaan ini banyak yang tak berdaya tidak berdaya menghadapi manuver yang dilakukan kuat  oleh yang intevensi atas proses tender proyek ini. ENERGYWORLDINDONESIA berkali- kali menghubungi Djoko Siswanto yang kini sebagai Dirjen Migas lewat komunikasi Whatsapp dengan  maksud ingin mengetahui proses yang sebenarnya dan ingin melakukan konfirmasi wawancara khusus. Namun sayang sampai berhari-hari komunikasi kami tak dijawab hanya dibaca saja WA kami itu. Hingga tulisan ini diturunkan kami menunggu respon tapi tak ada.

Menurut Center Budget Analisys (CBA) hal seperti ini banyak terjadi jika dilihat dari jejak harus  Mantan Kepala SKK Migas  Amien Sunaryadi dan Djoko Siswanto tak bisa meninggalkan tanggang jawab.

“Soal ini tender anggaran negara cost recovery tender jangan nanti disebut abal-abal dimana pemenangan Shorebase Sorong sudah diatur. “Mantan Kepala SKK Migas tinggalkan Jejak Tender Abal-Abal” kan tak lucu. Kerugian dana negara miliar, aparat hukum harusnya periksa Amien Sunaryadi yang Kini Komisaris Inalum dan Dirjen Migas ESDM,”jelas Uchok Direktur CBA yang diduga menemukan ada jejak Mantan Kepala SKK Migas  Amien Sunaryadi soal tender abal-abal di pemenangan Shorebase Sorong. Apakah ini bagian dari kelucuan itu juga pak Amien?

Ditambahkan Uchok bahwa ada Proses tender abal-abal yang pemenangnya adalah Petrosea, kata Uchok secara Khusus kepada ENERGYWORLD.CO.ID.

Proses tendernya kata Uchok adalah abal-abal, mas tender Shorebase hanya dengan waktu 3 bulan. “Normalnya tender Shorebase adalah 18 bulan,” jelasnya.

Jadi dari temuan CBA bahwa pesaingnya  dalam tenter itu adalah Shorebase Lamongan dan Shorebase Gresik. Kedua Shorebase ini ikut proses tendernya 18 bulan tapi tiba-tiba  dikalahkan begitu saja oleh pihak SKK Migas Amien Sunaryadi waktu itu.

”Intinya dari kami diduga  dari kasus ini negara mengalami kerugian cukup besar sekitar ratusan milyar, jadi CBA mendorong hendaknya aparat hukum harusnya memanggil dan memeriksa sejumlah pihak terkait kasus tender ini,” jelasnya 

Nah apakah Amien layak kepilih untuk jadi Menteri ESDM yang harus lihat dulu jejaknya bukan?

Bersambung, ke bagian 5 dalam 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM.  Tokoh berikutnya Iwan Ratman Pakar Energi kini CEO Petro TNC simak terus……Jangan kendor..

 

 

 

LEAVE A REPLY

Logged in as RedaksiLog out?

 

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.